1. Sony Resmi Akuisisi Ericsson
Kamis, 27 Oktober 2011 16:45 wib
Sony akuisisi Ericsson (Foto : Google)
TOKYO - Sony akhirnya menyetujui untuk membeli
50 persen usaha patungannya dengan Ericsson seharga EUR1,1 miliar
atau sekira Rp12,4 triliun.
Rumor yang beredar beberapa waktu lalu akhirnya terbukti, bahwa Sony berencana membeli seluruh saham Ericsson, hal tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari rival usaha mereka.
Seperti dilansir Marketing Magazine, Kamis (27/10/2011), Kepala eksekutif Sony, Hogward Stringer, mengatakan "Kami bisa lebih cepat dan lebih luas menawarkan konsumen, smartphone, laptop, tablet dan televisi yang dapat terhubung satu sama lain dengan membuka dunia hiburan onlien yang baru," katanya.
Seiring dengan pengambil alihan perusahaan ponsel sepenuhnya, Sony juga akan mendapatkan lima paten yang merupakan kunci untuk membuat ponsel dan perjanjian lisensi atas hak kekayaan intelektual lainnya.
Usaha patungan Sony dan Ericsson telah berjalan selama 10 tahun, yang pada awalnya usaha tersebut bermanfaat bagi mereka. Tapi kemudian mereka mengalami beberapa kali kekalahan dalam pertempuran pasar smartphone.
Langkah sukses akuisisi ini menandakan bahwa Ericsson keluar dari bisnis manufaktur handset mobile.
Kesepakatan ini direncanakan akan diresmikan pada Januari 2012. (tyo)
Rumor yang beredar beberapa waktu lalu akhirnya terbukti, bahwa Sony berencana membeli seluruh saham Ericsson, hal tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari rival usaha mereka.
Seperti dilansir Marketing Magazine, Kamis (27/10/2011), Kepala eksekutif Sony, Hogward Stringer, mengatakan "Kami bisa lebih cepat dan lebih luas menawarkan konsumen, smartphone, laptop, tablet dan televisi yang dapat terhubung satu sama lain dengan membuka dunia hiburan onlien yang baru," katanya.
Seiring dengan pengambil alihan perusahaan ponsel sepenuhnya, Sony juga akan mendapatkan lima paten yang merupakan kunci untuk membuat ponsel dan perjanjian lisensi atas hak kekayaan intelektual lainnya.
Usaha patungan Sony dan Ericsson telah berjalan selama 10 tahun, yang pada awalnya usaha tersebut bermanfaat bagi mereka. Tapi kemudian mereka mengalami beberapa kali kekalahan dalam pertempuran pasar smartphone.
Langkah sukses akuisisi ini menandakan bahwa Ericsson keluar dari bisnis manufaktur handset mobile.
Kesepakatan ini direncanakan akan diresmikan pada Januari 2012. (tyo)
SENIN, 15 AGUSTUS 2011 | 20:11 WIB
TEMPO.CO, Google baru saja mengumumkan bahwa mereka
mengakuisisi Motorola Mobility. Perusahaan situs mesin pencari dan periklanan
online itu membeli saham Motorola senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 106,2
triliun. Yang menarik, pembelian dibayar secara cash alias tunai.
Dengan begitu Google kini menguasai 63 persen saham Motorola Mobility sesuai harga per lembar saham per Jumat pekan lalu yakni US$ 40. Google sendiri memiliki kekayaan yang ditaksir sekitar US$ 39 miliar dalam bentuk cash.
Proses akuisisi Motorola Mobility, solusi partner Android selama ini, membuat Google berkesempatan untuk memperbesar komunitas dan ekosistem Android. Selain itu juga membuat kompetisi di perangkat bergerak semakin terbuka.
Meski telah diakuisisi, Motorola Mobility tetap hanya sebagai pemegang lisensi produk Android dan Android akan tetap menjadi sistem operasi terbuka untuk semua vendor ponsel. Google akan akan menjalankan Motorola Mobility sebagai bisnis terpisah.
Dalam laman blog-nya, pendiri sekaligus CEO Google, Larry Page, mengatakan alasan Google mengakuisisi Motorola bukan hanya karena Motorola sangat kuat di bidang ponsel pintar berbasis Android dan perangkat digital lainnya, tapi juga karena Motorola juga “pemimpin pasar peralatan rumah tangga dan video”.
Selain itu, Page menambahkan, akuisisi ini juga menambah daftar hak paten perusahaan yang bisa “memproteksi Android dari ancaman antikompetisi yang dilayangkan Microsoft, Apple, dan perusahaan lainnya.”
Menurut situs resmi Motorola Mobility, perusahaan tersebut saat ini memegang 14.600 hak paten dan 6.700 hak paten yang masih dalam proses di seluruh dunia per Januari 2011.
Motorola Mobility sebelumnya merupakan divisi perangkat mobile dari Motorola hingga Januari 2011. Beberapa tahun silam, Motorola menggantungkan pasar perangkat bergeraknya secara penuh pada Android, dengan meluncurkan “Droid” pada November 2009. Lalu ada “Droid X” dan “Droid 2″ pada 2010.
Yang kini menarik untuk diperhatikan adalah bagaimana reaksi HTC, LG, Samsung, Sony Ericsson, Acer, Lenovo, dan perusahaan pembuat perangkat berbasis Android lainnya terhadap akusisi ini. Perusahaan-perusahaan tersebut selama ini gencar mengeluarkan perangkat baru berbasis Andorid.
Dengan begitu Google kini menguasai 63 persen saham Motorola Mobility sesuai harga per lembar saham per Jumat pekan lalu yakni US$ 40. Google sendiri memiliki kekayaan yang ditaksir sekitar US$ 39 miliar dalam bentuk cash.
Proses akuisisi Motorola Mobility, solusi partner Android selama ini, membuat Google berkesempatan untuk memperbesar komunitas dan ekosistem Android. Selain itu juga membuat kompetisi di perangkat bergerak semakin terbuka.
Meski telah diakuisisi, Motorola Mobility tetap hanya sebagai pemegang lisensi produk Android dan Android akan tetap menjadi sistem operasi terbuka untuk semua vendor ponsel. Google akan akan menjalankan Motorola Mobility sebagai bisnis terpisah.
Dalam laman blog-nya, pendiri sekaligus CEO Google, Larry Page, mengatakan alasan Google mengakuisisi Motorola bukan hanya karena Motorola sangat kuat di bidang ponsel pintar berbasis Android dan perangkat digital lainnya, tapi juga karena Motorola juga “pemimpin pasar peralatan rumah tangga dan video”.
Selain itu, Page menambahkan, akuisisi ini juga menambah daftar hak paten perusahaan yang bisa “memproteksi Android dari ancaman antikompetisi yang dilayangkan Microsoft, Apple, dan perusahaan lainnya.”
Menurut situs resmi Motorola Mobility, perusahaan tersebut saat ini memegang 14.600 hak paten dan 6.700 hak paten yang masih dalam proses di seluruh dunia per Januari 2011.
Motorola Mobility sebelumnya merupakan divisi perangkat mobile dari Motorola hingga Januari 2011. Beberapa tahun silam, Motorola menggantungkan pasar perangkat bergeraknya secara penuh pada Android, dengan meluncurkan “Droid” pada November 2009. Lalu ada “Droid X” dan “Droid 2″ pada 2010.
Yang kini menarik untuk diperhatikan adalah bagaimana reaksi HTC, LG, Samsung, Sony Ericsson, Acer, Lenovo, dan perusahaan pembuat perangkat berbasis Android lainnya terhadap akusisi ini. Perusahaan-perusahaan tersebut selama ini gencar mengeluarkan perangkat baru berbasis Andorid.
Techno = / Senin, 5 Desember 2011 20:50 WIB
Metrotvnews.com, New York: Perusahaan jejaring sosial Facebook dikabarkan telah mengakuisisi Gowalla. Seperti dilaporkan CNNpada Jumat (2/12), semua karyawan situs berbasis lokasi untuk aplikasi jejaring sosial di perangkat mobile itu segera pindah ke kantor Facebook di Palo Alto, California. Mereka akan bekerja pada fitur Timeline Facebook.
Metrotvnews.com, New York: Perusahaan jejaring sosial Facebook dikabarkan telah mengakuisisi Gowalla. Seperti dilaporkan CNNpada Jumat (2/12), semua karyawan situs berbasis lokasi untuk aplikasi jejaring sosial di perangkat mobile itu segera pindah ke kantor Facebook di Palo Alto, California. Mereka akan bekerja pada fitur Timeline Facebook.
Gowalla pertama kali diluncurkan pada tahun 2009. Saat itu mereka mengalami kesulitan bersaing dengan Foursquare untuk aplikasi berbagi lokasi.
Setelah dibeli Facebook, Gowalla yang tersedia di iPhone dan perangkat berbasis Android akan menampilkan tombol 'Sign up with Facebook' di depan laman situsnya. Tahun lalu, pengguna Gowalla mencapai 600.000 orang.
Ron COnway investor di balik kesuksesan Foursquare, juga mendanai Gowalla di tahun 2009 sebesar US$ 8,4 juta. (MI/*)
4. 4. Unilever Akuisisi Minuman Buavita dan
Gogo
Ardian Wibisono - detikFinance
Jakarta - PT
Unilever Indonesia Tbk kembali beraksi membeli merek-merek makanan dan minuman
yang terkenal. Unilever kini tengah dalam proses mengakuisisi merek Buavita dan
Gogo dari PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. Perjanjian
bersyarat pengambilalihan merek antara kedua perseroan telah ditandatangani 6
September 2007 lalu. Demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Unilever Franky
Jamin dalam penjelasannya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), Selasa (25/9/2007).
Penyelesaian transaksi tersebut dapat dilakukan apabila Ultrajaya telah
memperoleh persetujuan dari para kreditor dan pemegang sahamnya.
Bagi Unilever
transaksi ini tidak membutuhkan RUPSLB. "Apabila syarat-syarat tangguh
(condition precedent) dalam perjanjian terpenuhi, kedua perusahaan berencana
untuk menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008," ujarnya. Setelah
transaksi ini, Ultrajaya masih akan memproduksi berbagai minuman bermerek
Buavita dan Gogo untuk Unilever. "Transaksi ini akan menggabungkan
kemampuan Unilever dalam pemasaran dan distribusi serta kemampuan Ultrajaya
dalam pengembangan dan pengolahan produk untuk memanfaatkan tingginya
permintaan masyarakat," ujarnya.
Unilever saat
ini memiliki merek-merek barang konsumsi seperti Pepsodent, Lux, Sunsilk, Blue
Band, Royco, Bango dan terakhir perseroan mengakuisisi merek Taro. Ultrajaya merupakan
produsen minuman ultra high temperature (UHT) dalam kemasan terbesar di
Indonesia dengan produk seperti susu cair, minuman sari buah, teh dan lain-lain
dengan merek besar Ultra dan Buavita. (ard/ir)
5. 5. Samsung Akuisisi Novaled, Perusahaan
Pembuat OLED
Jumat,
30 September 2011 11:30
Netbook Samsung Dengan Teknologi OLED Tembus Pandang
SolusiHP.Com - Samsung mulai mengembangkan perusahaannya,
demi meningkatkan pengembangan produk Hard Dish Drive (HDD), akhirnya Samsung
memutuskan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan yang membuat OLED (organic
light emitting diodes) dan memiliki PIN OLED technology, yang mengurangi
penggunaan energi dan memperkuat daya tahannya, yaitu Novaled.
Bisa jadi Samsung bukan hanya mengembangkan sayap
perusahaannya melalui perusahaan tersebut, melainkan Samsung akan lebih fokus
dalam mengembangkan sesuatu yang lain untuk kembali meningkatkan pangsanya.
Bidang smartphone dan perangkat elektronik portabel lainnya mungkin salah satu
fokus yang mereka lakukakan saat ini.
Untuk mempertahankan bisnis pada smartphone dan perangkat portable lainnya, Samsung berfikir untuk mengembangkan teknologi OLED secara lebih besar. Dengan demikian, mengakuisisi Novaled AG, sebuah perusahaan yang berbasis di Dresden, Jerman merupakan salah satu pilihan yang tepat.
OLED adalah perangkat yang sering digunakan sebagai layar smartphone. Teknologi ini memungkinkan untuk membuat sebuah layar yang tipis brilian dan lebih efisien. Dengan penjelasan tersebut nampaknya masuk akal jika Samsung mencoba untuk mengamankan aset OLED sesegera mungkin. Karena efisiensi merupakan unsur terpenting di sektor ponsel.
Satu persatu dikembangkan oleh Samsung demi meningkatkan kualitas produk-produknya. Nampaknya, Samsung berambisi untuk menguasai pasar elektronik sesegera mungkin. Sayangnya, besar jumlah investasi yang dilakukan Samsung ini tidak disebutkan secara detail. [er]
Untuk mempertahankan bisnis pada smartphone dan perangkat portable lainnya, Samsung berfikir untuk mengembangkan teknologi OLED secara lebih besar. Dengan demikian, mengakuisisi Novaled AG, sebuah perusahaan yang berbasis di Dresden, Jerman merupakan salah satu pilihan yang tepat.
OLED adalah perangkat yang sering digunakan sebagai layar smartphone. Teknologi ini memungkinkan untuk membuat sebuah layar yang tipis brilian dan lebih efisien. Dengan penjelasan tersebut nampaknya masuk akal jika Samsung mencoba untuk mengamankan aset OLED sesegera mungkin. Karena efisiensi merupakan unsur terpenting di sektor ponsel.
Satu persatu dikembangkan oleh Samsung demi meningkatkan kualitas produk-produknya. Nampaknya, Samsung berambisi untuk menguasai pasar elektronik sesegera mungkin. Sayangnya, besar jumlah investasi yang dilakukan Samsung ini tidak disebutkan secara detail. [er]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar